Senin, 09 Juni 2014

Belajar Nulis :)

Permainan Hati


Sebuah cerita mengenai seseorang yang tak sengaja Ifa temui ketika Ifa hendak menuju perpustakaan di Institut dimana Ifa kuliah. Sejak pertemuan itu, Ifa merasa ada sesuatu yang beda darinya, tampak seperti seseorang yang dia idamkan dan dia dambakan untuk kelak menjadi pendamping hidupnya. Sholeh, pintar, rajin, penghafal al-qur’an juga, ditambah dengan raut wajahnya yang menyeruatkan cahaya dari air wudhu yang selalu membasahi wajahnya. Subhanallah....
Ifa pun tak mengerti mulai kapan dia mulai menyukainya, namun inilah relita yang ada.. yaa,, dia terjebak dalam sebuah permainan hati. Dia mengakui, bahwa ia jatuh hati padanya.
Selang beberapa hari, Ifa bertemu kembali dengannya. Dengan almamater yang bisa dia tebak, itu adalah almamater dari sekolahnya dulu, ditambah celana dasar, dan sepatu yang ia pakai, rapi sekali,  semakin menambah rasa hatinya pada cowok itu. Dengan dua kali pertemuan ini, di tempat yang sama, semakin meyakinkan Ifa, bahwa ia adalah sosok yang genius.
Namun dari dua kali pertemuan itu, Ifa masih belum mengetahui, siapa sebenarnya cowok ini. Sampai pada hari berikutnya, Ifa bercerita kepada sahabatnya di asrama dimana kita berdua tinggal, ia adalah sahabat barunya disini.
“Mbak, tadi ana bertemu dengan seorang ikhwan, subhanallah sekali Mbak.” Kata Ifa.
 “alah Neng, Neng, ikhwan disini mana ada yang keren ?” jawabnya.
Ifa hanya bisa terdiam, memang semua itu relatif, mungkin Ifaa mengatakan begitu karena Ifa merasa punya sesuatu dengan dia, nah, segangkan sahabatnya mungkin belum pernah bertemu dengannya.
            Sampai pada suatu ketika, sahabat Ifa bercerita bahwa ia bertemu dengan seorang ikhwan.
            “eh,, tau gak, gua tadi ketemu sama cowok yang misterius diperpustakaan” caritanya.
            “cie ille,, siapa tuuh ?” tanya Ifa.
            “gua gak tau, tapi dia itu sesuatu banget.” Katanya
            “ceritain donk...” pinta Ifa.
            “iya, jadi tadi itu, gua keperpus bareng temen lokal gua, gua nyari-nyari buku, tapi gak ketemu-ketemu, tiba-tiba dia ngasih buku yang gua cari, 3 sekaligus” ceritanya
            “terus-terus ?” tanya Ifa penasaran.
            “gua langsung buka buku itu, mungkin saking senengnya sampe lupa belum ngucapin terimakasih, dan pas gua liat lagi, orangnya sudah ngga ada, trus gua cari kedepan, ternyata orangnya masih ada, sambil malu-malu gua ngucapin makasih, dengan jawaban yang singkat iya, sama-sama, tapi cukup membuatku terkesima” ceritanya panjang lebar.
            Mendengar cerita itu, Ifa langsung menebak, pasti ikhwan itu si dia, namun Ifa tak berani bertanya langsung dengan sahabatnya, takut nanti ada yang salah dengan yang dia tanyakan.

*bersambung........

Tidak ada komentar:

Posting Komentar