Rabu, 01 Oktober 2014

Jurnalistik I


Teori Pers Tanggung Jawab Sosial dan Teori Soviet/Komunis

Sieberlt membagi empat besar teori pers dan sistem pers yaitu
1.      Authoritarian theory
2.      Libertarian theory
3.      Communist theory
4.      Social responsbility theory[1]
Dua teori dan dua sitem sudah dibahas sebelumnya, dan kali ini akan dibahas dua teori dan sistem pers selanjutnya. Yaitu Communist theory dan Social Responsbility theory.
A.    Communist Theory
Pers sebagai lembaga, intensitasnya berdiri sendiri. ia hidup ditengah-tengah masyarakat, tetapi bukan bagian dari masyarakat. Ia berada dalam satu Negara, tetapi bukan bagian dari pemerintahan Negara tersebut. Pers lebih dikenal sebagai “Lembaga Kemasyarakatan”. Hubungan ketiganya saling mempengaruhi. Pers mempengaruhi masyarakat, tetapi masyarakat juga mempengaruhi pers. Pers mempengaruhi pemerintah, nemun pemerintah juga berpengaruh terhadap pers. Pers sebagi lembaga kemasyarakatan bisa mempengaruhi masyarakat karena bertindak sebagai komunikator massa. Agar dipercaya masyarakat, pers berusaha menyampaikan informasi dengan sesuatu yang baru. Tetapi masyarakat sebagai konsumen pers, sangat selektif memilih informasi. Jika penyajian pers tidak sesuai dengan keinginannya, maka masyarakat tidak akan membaca atau bahkan menyentuhnya. Minat baca masyarakat terhadap produk pers sangat berpengaruh terhadap kehidupan per situ sendiri.
Tanggung jawab utama dalam mengawasi sistem pers soviet ada ditangan partai. Tanggung-jawab ini tidak pada pemerintah. Pemerintah hanya mempunyai sebuah tugas yaitu hanya dibagian penyensoran. Partai melaksanakan pengawasan dengan menggunakan tiga cara, yaitu :
1.      Departemen-departemen propaganda dan agitasi menempatkan redaksi-redaksi diberbagai tingkatan, dan komite pusat propaganda dan agitasi memetapkan tugasnya.
2.      Partai mengeluarkan sejumlah besar arahan-arahan yang menentukan bahan apa yang harus muncul pada pers dan bagaimana menyajikannya, melalui departemen propaganda dan agitasinya.
3.      Partai menilai dan mengkritik pers. Tanggung-jawab ini dilaksanakan dengan sangat serius.
Pers komunis umumnya berada di negara-negara sosialis yang menganut faham komunis atau marxis, misalnya Cina, Rusia, Hongaria, Kroasia dan lain sebagainya. Pers komunis ini terbentuk karena latar belakang pemerintahan negaranya yang mentik beratkan kekuasaan tunggak, yaitu partai komunis. Dengan demikian suara pers harus sama dengan suara komunis, sedangkan wartawannya adalah orang-orang yang setia kepada partainya, (Totok Djuroto, 2002 : 6). Dari sejarahnya sendiri sistem pers sosial komunis ini berasal dari Soviet. Kala itu, Soviet adalah satu-satunya negara yang menggunakan sistem pers soviet komunis. Ini terlihat dari praktek pemimpin-pemimpin Soviet yang menjalankan surat kabar mereka dengan menggunakan staf profesional yang sangat sedikit, dan ternyata karena ada teori bahwa penulis ”amatir” harus digalakkan. Tetapi sebenarnya dalam pemikiran orang-orang Soviet sekarang ini, surat kabar itu sama dengan mesin tik atau pengeras suara. Tidak ada tempat dalam konsep Soviet untuk pemikiran tentang pers sebagai ceemin kejadian yang jernih dan independaen. Memberikan tanggung-jawab terhadap unit-unit komunikasi untuk menjadi sumber pendapat umum atau pendorong pemerintah untuk mengambil keputusan, sangat jauh dari pemikiran orang Soviet. Sebuah surat kabar pribadi seperti Chi Cao Tribune dibawah kolonel McCormick, sebuah jurnal independen yang kritis seperti Times-nya New York, atau pendapat-pendapat yang bertentangan dalam radio BBC (Amerika Serikat) , tidak ada dalam konsep Soviet.
Sistem komunikasi sebagaimana halnya dengan sistem lainnya di Negara Soviet, ada karena harus melaksanakan pekerjaan yang secara khusus ditugaskan oleh para pemimpin negara. Secara keseluruhannya, pekerjaan ini adalah menyumbangkan sesuatu demi kemajuan kelas pekerja dan komunisme dunia dalam memperjuangkan kelasnya, dan mempertahankan atau memajukan kekuasaan Soviet. Secara khusus, media diberikan tugas melakukan pekerjaan dalam penugasan yang begitu luas. Pada intinya komunikasi masa soviet tidak punya integritasnya sendiri, integritasnya itu adalah integritasnya negara. Komunikasi massa adalah instrumen-instrumen yang dipelihara, dan dengan lugunya mengikuti perputaran garis partai dan arah-arah negara.
Sistem pers soviet komunis ini mempunyai beberapa prisip, diantaranya :
- Media Massa harus melayani kepentingan dan, dan berada dalam kontrol kelas pekerja.
- Kalangan swasta tidak dibenarkan memiliki media.
- Media harus selalu melakukan tugas fungsi positif bagi masyarakat dengan cara melakukan upaya sosialisasi norma-norma yang diinginkan, pendidikan, penerangan, motivasi dan mobilisasi.
- Dalam menjalankan seluruh tugasnya kepada masyarakat, media harus tanggap terhadap kebutuhan dan keinginan khalayaknya.
- Masyarakat berhak melakukan sensor dan tindakan hukum lainnya dalam upaya mencegah atau memberikan hukuman setelah adanya publikasi yang bersifat anti sosial.
- Media harus memberikan pemikiran dan pandangan yang lengkap dan obyektif mengenai masyarakat dan dunia yang sesuai dengan ajaran Marxisme dan Leninisme
- Wartawan adalah kalangan professional yang bertanggung-jawab yang memiliki tujuan dan cita-cita yang selaras dengan kepentingan utama masyarakat.
- Media harus mendukung gerakan-gerakan progresif di dalam dan di luar negeri.
Sedangkan karakteristik dari sistem pers Soviet Komunis ini antara lain :
1.      Digunakan secara instrumen yaitu sebagai instrument-instrumen Negara atau partai.
2.      secara erat terintegrasi dengan instrumen-instrumen lainnya dari kekuasaan Negara dan pengaruh partai.
3.      Digunakan sebagai instrument untuk “pewahyuan” Negara dan partai.
4.      digunakan sebagai instrumen persatuan didalam Negara dan partai.
5.      digunakan sebagai instrument propaganda and agitasi
6.      adanya tanggung jawab yang dipaksakan. (Wilbur Schramm, 1986 : 140).
Kelemahan dan kelebihan Sistem Pers Soviet Komunis
Kelemahan sistem pers soviet komunis ini diantaranya :
1.      Hanya menguntungkan kaum sosialis karena hanya memburu keberhasilan bagi kediktatoran partai.
2.      Tidak semuanya behak dapat menggunakan media dari sistem ini karena hanya anggota-anggota partai yang loyal saja yang berhak.
Kelebihan sisten pers soviet komunis diantaranya :
1.      Media bebas melaksanakan tugas-tugas sebagai instrument Negara da partai, bukan sebagai pihak-pihak yang bersaing mendapatkan simpati public.
2.      Sistem soviet menetapkan fungsi komunikasi massa secara positif dengan mengatur rakyat agar mendukung pemimpin dan program-programnya.
3.      Sistem ini dibangun atau diciptakan sebagai bagian dari perubahan dan untuk membantu mencapai perubahan.
4.      Sistem soviet untuk membangun statusquo Soviet, tetapi selalu dalam konteks perubahan dan perkembangan.
5.      Sistem soviet ini merupakan sistem pers terencana yang bercampur kedalam partai dengan dibantu oleh organisasi-organisai dibawahnya.[2]
Dalam teori Soviet, kekuasaan itu bersifat sosial, berada di orang-orang, sembunyi di lembaga-lembaga sosial dan dipancarkan dalam tindakan-tindakan masyarakat.
Kekuasaan itu mencapai puncaknya (a) jika digabungkan dengan semberdaya alam dan kemudahan produksi dan distribusi , dan (b) jika ia diorganisir dan diarahkan.
Partai Komunis memiliki kekuatan organisasi ini. partai tidak hanya menylipkan dirinya sendiri ke posisi pemimpin massa; dalam pengertian yang sesungguhnya, Partai menciptakan massa dengan mengorganisirnya dengan membentuk organ-organ akses dan kontrol yang merubah sebuah populasi tersebar menjadi sebuah sumber kekuatan yang termobilisir.
Partai mengganggap dirinya sebagai suatu staf umum bagi masa pekerja. Menjadi doktrin dasar, mata dan telinga bagi massa.
Negara Soviet bergerak dengan program-program paksaan dan bujukan yang simultan dan terkoordinir. Pembujukan adalah tanggungjawabnya para agitator, propagandis dan media. Komunikasi massa digunakan secara instrumental, yaitu sebagai instrumen negara dan partai. Komunikasi massa secara erat terintegrasi dengan instrumen-instrumen lainnya dari kekuasaan negara dan pengaruh partai. Komunikasi massa digunakan untuk instrumen persatuan di dalam negara dan di dalam partai. Komunikasi massa hampir secara ekslusif digunakan sebagai instrumen propaganda dan agitasi. Komunikasi massa ini punya ciri adanya tanggungjawab yang dipaksakan.[3]
Teori ini tumbuh dua tahun pasca revolusi Oktober 1917 di Russia dan berakar pada teori pers otoriatarian. Sistem pers ini memelihara pengawasan yang dilakukan pemerintah. Karena itu di negara ini yang ada adalah pers pemerintah. Saat ini yang mengacu teori pers ini adalah RRC setelah Soviet bubar. Perbedaan khusus antara teori ini dengan teori lainnya diantaranya:
  1. Dihilangkannya motif profit.
  2. Menomorduakan topikalitas. (artinya menomorduakan topik yang sedang ramai dibicarakan).
  3. Orientasinya pada perubahan masyarakat menuju masyakarat komunis. Sementara orientasi pers otoritarian ialah untuk mempertahankan status quo.[4]
B.     Social Responsbility Theory
Teori ini bisa dikatakan perbaikan dari teori libertarian. Teori ini muncul karena teori libertarian dirasa terlalu bebas, masyarakat menginginkan teori yang bebas tetapi ada batasannya sehingga muncullah teori tanggung jawab sosial. Teori tanggungjawab sosial berkembang di AS pada abad 20.
Dalam teori ini masyarakat diberi kebebasan untuk mengeluarkan pendapatnya atau kebebasan mencari kebenaran tetapi harus ada tanggungjawab yang sepadan. Tujuan dari teori ini adalah Memberikan informasi, menghibur, menjual, tapi terutama mengangkat konflik pada forum diskusi. Disini media dikontrol dengan pendapat masyarakat, tindakan konsumen serta etika yang ada. Selain media dikontrol, media tidak boleh menulis tulisan yang melanggar hak-hak pribadi yang diakui oleh hukum,dilarang melanggar kepentingan vital masyarakat.
Disini media massa dimiliki swasta kecuali jika pemerintah harus mengambil demi kelangsungan pelayanan terhadap masyarakat. Yang membedakan dari teori lainnya adalah Media massa harus menerima tanggungjawabnya terhadap masyarakat dan kalau tidak, harus ada pihak yang mengusahakan agar media mau menerimanya.
Kelebihan sistem pers tanggungjawab sosial :
  1. Masyarakat bebas mengeluarkan pendapat atau mencari kebenaran yang bertanggungjawab sehingga tidak ada pihak yang dirugikan baik pemerintah maupun masyarakat itu sendiri.
  2. Antara hak masyarakat dan pemerintah bisa seimbang.
Kekurangan sistem pers tanggungjawab sosial :
  1. Pemerintah bisa saja menggunakan lembaga atau organisasi yang mengontrol sistem penyiaran sebagai kedok untuk mencapai kepentingannya.
  2. Ekspresi yang ingin dituangkan oleh masyarakat masih dibatasi oleh peraturan yang ada sehingga tidak semua bentuk ekspresi dapat dipublikasikan melalui media. Contohnya saja gambar yang berbau porno, menurut seniman itu seni tetapi bagi orang lain itu pornografi yang tidak patut dipublikasikan sehingga media tidak boleh menyiarkannya.[5]
Teori sistem pers tanggung jawab sosial pada dasarnya tidaklah jauh berbeda dengan sistem pers liberal. Perbedaannya terletak pada penekanan tanggung jawab sosial atas apa yang ditulis ataupun diberitakan. Dalam sistem pers liberal, pers lebih dibebaskan dalam menulis apapun ataupun memberitakan apapun (asal tidak melanggar norma yang dianut), akan tetapi dalam sistem pers tanggung jawab sosial ini, pers juga dituntut untuk bertanggung jawab atas tulisan/beritanya kepada publik.
Sistem pers tanggung jawab sosial merupakan suatu teori yang mempunyai asumsi utama bahwa kebebasan memiliki nilai yang sepadan dengan tanggung jawab atas kebebasan tersebut. Dengan kata lain, kebebasan dalam sistem ini bukanlah suatu kebebasan yang mutlak/absolut.
Fungsi media massa dalam sistem pers tanggung jawab sosial ini antara lain:
Melayani sistem politik dengan menyediakan informasi, diskusi, dan perdebatan tentang masalah-masalah yang dihadapi masyarakat
Memberi penerangan kepada masyarakat sehingga masyarakat dapat mengatur dirinya sendiri menjadi penjaga hak-hak orang perorangan. Melayani sistem ekonomi dengan mempertemukan pembeli dengan penjual melalui media periklanan. Menyediakan hiburan . Mengusahakan sendiri biaya finansial
Kontrol terhadap media berlaku terhadap sistem ini. Kontrol media dilakukan oleh pemerintah, undang-undang, institusi, dan masyarakat sendiri. Jadi dalam sistem ini, masyarakat juga turut andil dalam mengontrol kebebasan media agar tidak melewati batasan-batasannya.
Sama seperti teori sistem pers yang lain, teori sistem pers tanggung jawab sosial ini juga memiliki kekurangan dan kelebihan.
Kekurangannya antara lain:
- Dengan adanya suatu lembaga/institusi yang bertanggung jawab untuk mengontrol pers, maka terkadang lembaga/institusi tersebut justru dijadikan kedok ‘penguasa’ untuk mengontrol media.
- Dengan adanya sedikit batasan terhadap kebebasan media, terkadang justru mengakibatkan media mencari ‘jalan tikus’ dan menghalalkan segala cara untuk mendapatkan berita/informasi/fakta yang diinginkan.
Kelebihannya antara lain:
- Masyarakat dapat mengungkapkan aspirasinya dengan bebas asal aspirasi tersebut dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya.
- Masyarakat dapat mendapatkan informasi yang dibutuhkan.
- Masyarakat dapatb turut mengontrol media.
- Media dapat menjadi sarana masyarakat untuk mengontrol pemerintah.
- Masyarakat dapat turut mengawasi serta mengontrol kinerja pemerintah.[6]


Tidak ada komentar:

Posting Komentar